Mimi, di saat seharusnya kau beristirahat dan menikmati apa yang telah kau usahakan
Petaka itu datang, Ia pergi, meninggalkan tanggung jawabnya mencari kesenangan pribadi
Kau jatuh dan sakit, kutahu itu. Kau perih dan nelangsa aku juga tahu itu
Namun aku juga tahu, kau wanita yang tegar dan kuat, bak beringin, menjulang dan kokoh bak kelapa
Mi...
Betapa susah kau melahirkan ku, betapa sengsara kau membesarkan ku, betapa repotnya kau mendidik ku, begitu besar kasih sayang mu
aku menyesal telah membuatmu sedih, menyesal pernah tidak menurutimu, menyesal pernah membentak mu, aku sadar betapa durhakanya diri ini..
Kau terima segala beban yang ditinggalkan dengan penuh rasa sabar.
Kau tetap usahakan setiap kebutuhan utama maupun sampingan bagi putra-putramu terpenuhi
Kau usahakan dengan setiap tetes keringatmu dan jerih payahmu.
Mimi selalu peduli diwaktu teteh sakit, selalu hadir diwaktu susah, selalu menghibur diwaktu sedih, dan selalu menopang diwaktu teteh butuhkan
Engkau segalanya bagi ku
Kini kau tak muda lagi, nyeri sendi terus menerus menyerangmu.
Kau mengeluh tentang nyeri sendi, namun kau tak pernah mengeluh untuk memenuhi kebutuhan anak-anakmu.
Biaya sekolah yang sedemikian mahal, internet bulanan yang selalu menuntut bayaran
Tak kau pedulikan, asalkan putra-putri mu dapat berkembang dan maju.
Kini kau tak muda lagi, di saat wanita yang lain sibuk merawat kecantikan
Kau sibuk merawat putra-putramu. Memberikan nasihat bagaimana tegar menghadapi kejamnya manusia dan kerasnya kehidupan
Bagaikan air yang terus mengalir, demikian pula kasih mu
Jikalau mereka berkata surga berada di telapak kaki ibu, maka bagiku kau lah surga itu sendiri
Karena di dadamu aku merasa tenang, dan dalam jiwamu aku merasa terpenuhi
Jika mereka berkata kasih ibu sepanjang jalan,
Maka bagiku kasihmu tak terukur, karena dirimulah kasih itu
Engkaulah perwujudan Rahman dan Rahiim Ilahi di muka bumi
Karena engkaulah seluruh malaikat yang tidak segan menitikkan air mata saat aku mulai tertidur lelap
Karena doamulah seluruh alam bergetar mengalunkan pujian dan rintihan,
Mimi, teruslah hidup, biarkan tanganku yang pernah kau basuh membasuh kakimu,
Biarkan bibir yang dulu kau suapi, mencium lututmu
Dan biarkan mata yang dulu kau urapi menangis karena tak dapat membayar semua kasihmu.
Mimi,
walaupun seisi dunia ini kuboyong ke hadapanmu, tiada sedikitpun dapat
membayar kasihmu yang kau limpahkan untuk merawat diriku ini.
Mi
Hati ku terenyuh ketika kau berkata : ”Terimakasih, semoga Allah selalu melindungi mu nak” saat aku mencium tangan mu. Hati ku hancur ketika kau berkata : “Maaf mimi sudah merepotkan kamu” saat aku merawatmu sakit
Mimi, semua tidak ada artinya dibanding kasih sayang mu pada ku
Mimi, aku sangat menyayangi mu
Ya Allah
Berilah kekuatan, kesehatan dan kebahagiaan yang melimpah untuk ibu ku
Jangan biarkan kasih ku habis untuknya
Semoga aku dapat member kebahagian seumur hidupnya
Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar