Kamis, 16 Mei 2013

i'm sorry mom...

Pernah suatu hari ibu bilang kepada saya...
"nenek itu umurnya sudah lebih dari 60 tahun, lambat laun tingkahnya seperti akan kecil"

Memang benar. Hati orang yang sudah tua itu sama halnya dengan hati anak kecil. Semakin tua umur mereka akan semakin terlihat sifat serta tingkahnya yang mungkin seperti balita bahkan seperti bayi. Saya ingat kata-kata itu saat umum ibu masih 52 tahun. Nampaknya kini saatnya, saya harus menjaga ibu lebih dari sebelumnya. Usianya kini sudah 62 tahun. Sudah mulai terlihat tingkah serta sifat yang mulai kekanak-kanakan. Kadang segala sesuatu yang diminta terlihat tidak masuk akal. Memang tidak setiap saat, tapi da saatnya ibu benar-benar tidak ingin ditinggalkan.

Baiklah, mungkin saudara kandung saya tidak terlalu sering bertemu dengan ibu, karena mereka sudah berumah tangga. Yang tau bagaimana perubahan ibu nampaknya memang hanya saya, mengingat saya adalah anak bungsu di keluarga.

Akhir-akhir ini, kemarahannya sering tidak masuk akal. Bukannya saya membela diri, tetapi jelas dan nyata bahwa ibu sangat ingin dimengerti. Saya harus benar-benar sering menelponnya, mengingat jarak kami yang berjauhan (aku di Bogor sedang kuliah dan ibu di Indramayu) dan ibu hanya sendiri di rumah (ibu single parents).

Diumur 21 tahun, mungkin sudah seharusnya saya mengerti kondisi seperti ini. Namun saya masih ingin menghabiskan waktu diluar karena banyak sesuatu yang harus saya cari dan kerjakan di luar sana. Tapi ibu memang betul-betul menghawatirkan saya. Dulu saya masih pelajar yang duduk dibangku sekolah, saya masih bisa terima larangan-larangan ibu kepada saya karena memang itu terbaik buat saya, meskipun kadang-kadang sedikit bandel :).

Beda dengan saat ini. Ibu tidak pernah melarang saya lagi, tapi setiap kali saya minta izin apapun, ibu selalu diam. Sekarang sulit baginya untuk menerima keadaan saya yang harus sering pulang larut malam dan jauh dari rumah karena urusan saya belum selesai. Setiap kali saya pulang ke rumah, kadang-kadang terlihat diwajahnya sangat gembira melihat saya pulang, namun sedikit terselip kalau dia kesal!! mulutnya tidak banyak bicara. Tapi perikaunya terlihat jelas seperti tidak suka!
Saat saya pulang ke rumah dengan badan yang cukup letih, hal yang pertama kali saya ingin lihat adalah wajah ibu. saat saya mencium tangannya terjadi dialog singkat.

ibu : kamu inget rumah gak sih? ngapain aja? kuliah kok gak pulang-pulang? *dengan nada kesal
saya : aku lagi penelitian tugas akhir bu, lagi gak bisa ditinggal2 dulu.. liburpun cuma 1-2 hari... lagian jarak bogor-indramayu itu jauh dan aku gak bisa pulang kalau cuma sebentar waktu kosongnya.
ibu : kamu tau kan ibu ini sudah tua, udah gak bisa ngelakuin hal-hal yang berat apalagi sekrang anak-anak ibu sudah berumah tangga semua. tinggal kamu satu-satunya yang bisa ibu harapkan jadi teman ibu di rumah.

Saya hanya bisa diam mengunci mulut serapat-rapatnya. Disaat badan lelah, tersentil suara yang membuat emosi saya terurai. Saya memutuskan utuk diam dari pada saya harus membela diri. Kalau saya menjawab omongan ibu, itu artinya akan ada keributan kecil dan akhirnya akan menyakiti hati ibu karena kata-kata saya nantinya. Jadi lebih baik diam... Beliau adalah ibu saya. Ibu yang sangat saya cintai setelah Allah.

Ibu keluar rumah lalu mendatangi tetangga-tetangga yang sedang duduk-duduk diteras. Saya langsung masuk kamar dengan badan yang sangat lelah dan batin dengan hati sedang berperang dasyat nampaknya. Bagaimana tidak, kalimat terakhir ibu sebelum keluar rumah "tinggal kamu satu-satunya yang bisa ibu harapkan jadi teman ibu di rumah". Saya masih kuliah dan setelah itu saya mau bekerja, jadi bagaimana mungkin klo saya hanya tinggal di kampung saja? Jika ibu kangen dan butuh teman, ibu tinggal menelpon saya untuk ngobrol, atau sesering kali saya bisa pulang klo memang urusan penelitin sudah beres.

Dengan berjalannya waktu, ibu semakin tua dan kekanak-kanakan. Sedangkan saya semakin dewasa dan harus lebih perhatian. Ibu memang sedang kesepian sekarang dan sangat butuh pengertian serta perhatian dari saya. Saya sempat berfikir, apakah teman sebaya saya merasakan hal yang sama seperti saya? Bukan tidak terima dengan situasi, saya hanya merasa dibatasi.

DOA
Ya Allah, aku mencintai ibu. Ingin rasanya menghabiskan waktu bersama ibu lebih banyak lagi. Menemaninya dimasa tua. Membuatnya selalu tersenyum dan bahagia diumurnya yang sudah semakin tua. Ya Allah aku ingin, karena memang hanya ada aku untuk beliau saat ini. Kuatkan Ya Allah... Kuatkan ibu juga... terimakasih atas segala nikmat sehat yang Engkau berikan kepada ibu. Terimakasih Engkau masih mengizinkan ibu hidup dan dapat menemaniku sampai detik ini. Ampuni dosa ibuku ya Allah... aku sangat mencintainya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar