orang seperti apa aku ini? sama penelitian sendiri saja gak yakin... -_-
Senin, 29 April 2013
Sabtu, 27 April 2013
biopsi ginjal
Makin hari badan saya makin kerasa gak nyaman. selama difonis menderita syndrome neufrotic gajala2 kerusakan pada tubuh saya mulai terasa dan sangat mengganggu aktifitas. Hasil laboratorium terakhir menunjukan protein yang
terbuang dari tubuh nilai'y besar yaitu 6,12 gr dari nilai normal
nya dibawah 1gr. Berat badan juga naik drastis, 10 kg dalam waktu 3
hari hal itu dikarenakan cairan yang tidak terbuang dari tubuh. Mau gak mau saya harus nurut apa perintah dokter dan menambah dosis obat. Saat ini bagian perut sampai kaki masih lumayan bengkak meski sudah tidak sebengkak
kemarenan karena dengan obat yang saya minum rupanya cukup membantu untuk
membuang air seni. Saat minum obat saya bisa 3 menit sekali ke toilet untuk
buang air seni. Waktu saya diopname di RS Graha Kedoya, Jakarta Barat, bukan hanya satu orang dokter yang memeriksa, namun ada tiga orang dokter lagi sebagai tim
PDGH (Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi).
Berkali-kali saya melakukan cek rutin, namun tidak menunjukan tanda2 kesembuhan. sampai akhirnya dokter menyuruh saya melakukan pengecekan trycolamus (pengecekan kadar obat yang cocok untuk tubuh saya). ternyata setelah didapatkan hasilnya, dokter bilang karena berat badan saya terlalu tinggi, maka dosis obat yang harus digunakan adalah 3x lipat dari biasanya. saya hanya bisa menghela nafas panjang ikhlas...ikhlas... Tiga kali saya melakukan tes dosis obat yang cocok, namun kondisi badan saya tidak ada perubahan yang terlihat. Diet yang saya lakukan juga tidak berhasil, karena cairan dan protein dalam tubuh saya sudah menumpuk dan harus dengan kesabaran yang tinggi untuk mengurangi'y.
Kata dokter saya sebaiknya di biopsi saja. Namun, kondisi badan yang masih bengkak dan ciran yang menumpuk, dokter belum bisa melaksanakan proses tersebut, saya masih masih harus melakukan diet protein agar cairan tubuh jadi berkurang. Entah apa itu biopsi dan akan diapakan tubuh saya nanti. saya cuma bisa berdoa semoga saya masih bisa menikmati kehidupan yang panjang dan sehat. Amin..
Kamis, 25 April 2013
onet..onet..onet. pengusir penat
Penelitian yang tak kunjung usai... membuat saya kadang-kadang bengong gak ada kerjaan di lab. Nunggu hasil data penelitian yang gak keluar-keluar, bahkan kadang-kadang membuat cape nte puguh dan stress sendiri. Ada beberapa cara yang dipake buat mengusir penat, yaitu dengan menonton film korea di laptop, makan jajanan, becanda "ketawa gak berhenti2 seharian", bahkan saling ngebuli bareng temen-temen di lab.
Belakangan ini ada cara baru yang dipake buat mengusir penat, salah satunya bermain game. Mungkin buat sebagian orang ini terlalu biasa, tapi pas dicoba'n ternyata lumayan mengusir penat juga, dari pada bengong gak ada kerjaan mending main game. heheheh...
Kali ini saya akan membagi cerita tentang sebuah game yang sekarang lagi diminati oleh saya dan teman2 satu lab. Game simpel dan bisa dimaikan oleh siapa saja.
Nama game'y adalah Onet. game ini di release oleh Chen Program Study dengan maksud untuk melatih ketangkasan otak pemainnya. Cara memainkan'y sangatlah mudah, kita hanya di minta untuk mencocokkan gambar pokemon dengan cepat. Kedengarannya game ini sangat gampang dalam memainkannya tapi ketika dimainkan agan akan mengalami kewalahan, apalagi buat teman2 yang bermasalah dengan penglihatan warna. hehehe..
Meskipun dibilang game cupu... tapi game ini lumayan buat pengusir penat klo lagi bosan. coba'n deh...^_^ dan game ini sudah menelan banyak korban loh (temen2 saya sendiri). semua berlomba-lomba memcetak score dan level tertinggi di HP orang lain. Oy, klo kamu tipe orang yang gampang kecanduan, sebaiknya jgn coba-coba ya.. soal'y game ini bikin ketagihan dan penasaran, kamu gak akan mau diem klo belum nyampe level yang paling tinggi..
Minggu, 21 April 2013
EKOSISTEM MANGROVE DI PANTAI PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU JAKARTA
Disusun
oleh :
Nyoman Alit W (C14110005), May Silvani N (C14110054), Risma Suryani (C14110067), Nurindah Rozi R (C14110085), Adel Christian S (C14110087), Febriana Rahmalia (C44110043), Slamet Achrodi (C44110048), Yoga Jannata S (C54110008), Mahesa Glagah A (C54110065), Pratiwi Dwi W (C54110072), Syahru Ramdhani (E34100007)
Asisten
:
Casti
Hasan Sanapi
DEPARTEMEN ILMU
DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
Mangrove merupakan bentuk teneman pantai estuasi atau muara sungai dan
delta yang terletak di daerah tropis dan subtropis. Dengan demikian mangrove
merupakan suatu ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan. Mangrove
akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif jika tumbuh pada kondisi
lingkungan yang sesuai. Karena hidupnya didekat pantai maka mangrove sering
juga dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, atau hutan payau. Spesies mangrove yang ditemukan di ekosistem pesisir
pantai Pulau Pari dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Pengamatan biota mangrove yang ditemukan di Pantai Pulau Pari
Jenis Mangrove
|
Jenis Substrat
|
Tipe Perakaran
|
Daun
|
Bunga dan Buah
|
Biota Asosiatif
|
|
Rhizophora mucronata
|
Pasir
berlumpur
|
Akar
tongkat
|
Daun berwarna kuning kehijauan,
berbentuk bulat meruncing.
|
Bunga berwarna kuning kehijauan. Buah
(propagule) berbentuk memanjang
serta berwarna hijau.
|
Gastropoda, Crustacea, Bivalvia,
|
Rhizophora mucronata merupakan pohon tinggi dengan akar tunggang
yang biasanya abortif; akar lateral atau banyak. Tipe perakaran yaitu akar tunjang (Cane
root).
Batang
berbentuk silinder, warna hampir hitam atau kemerahan, permukaan kasar atau
kadang-kadang bersisik, dengan retak-retak melintang yang menonjol hampir
melingkari batang. Daun melonjong, dengan titik-titik hitam yang terlihat pada
permukaan bawah, warna hijau mengkilap di atas dan lebih pudar di bawah
permukaan daun.
Berikut ini merupakan klasifikasi
taksonomis dari Rhizophora mucronata menurut
Syah (2011) :
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : RhizophoraKelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Spesies : Rhizophora mucronata
Berdasarkan
hasil pengamatan, bunga masih dalam keadaan kuncup sehingga masih belum dapat
dilihat dengan jelas bagian-bagiannya. Selain bagian bunga praktikan juga mengamati bagian
propagul dari tanaman Rhizophora mucronata.
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa terdapat tangkai
yang berwarna hijau kecoklatan, bagian kelopak buah yang berwarna hijau, bagian
propagul atau buah bentuknya bulat agak memanjang dan berwarna hijau
kecokelatan dan bagian hipokotil yang berwarna hijau dengan bintil-bintil dan
bentuk hipokotil yang seperti silinder yang memanjang. Biota-biota asosiasi yang ditemukan pada daerah mangrove selama pengamatan antara lain dari kelas gastropoda dan crestace.
Hutan mangrove adalah
ekosistem yang unik dan berfungsi ganda dalam lingkungan hidup. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengaruh lautan dan daratan, sehingga terjadi interaksi
kompleks antara sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi. Hutan mangrove
termasuk salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan terdapat
hampir di seluruh perairan Indonesia yang berpantai landai. Sebagai salah satu
ekosistem yang unik, hutan mangrove merupakan sumberdaya yang potensial, karena
mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu fungsi ekologis, fungsi ekonomi, dan fungsi
lain (pariwisata, penelitian, dan pendidikan). Meskipun demikian, hutan
mangrove merupakan ekosistem yang sangat mudah rusak jika terjadi perubahan
pada salah satu unsur pembentuknya, sehingga dikenal sebagai fragile ecosystem (Arief 2003).
Ekosistem mangrove juga
merupakan suatu kawasan ekosistem yang rumit karena terkait dengan ekosistem
darat dan ekosistem lepas pantai di luarnya (Nybakken 1988 dalam Arief 2003). Oleh
sebab itu, hutan mangrove dapat dikatakan sebagai interface ecosistem, yang menghubungkan daratan ke arah pedalaman
serta daerah pesisir muara. Banyak jenis hewan dan jasad renik yang berasosiasi
dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik
yang terdapat pada pantai hutan maupun yang menempel pada tanaman, sebagian
dari daur hidupnya membutuhkan ingkungan mangrove (Arief 2003).
Beberapa jenis tanaman
yang hidup pada ekosistem mangrove, yakni berturut-turut Avicenia (api-api) seperti A.
marina yang tumbuh pada tanah berliat agak keras dan A. alba pada tanah yang lebih lembek serta Sonneratia (bakau). Disusul Bruguiera
cylindrica (tancang) yang hidup pada tanah liat keras dan bila air pasang
akan tergenang. Formasi selanjutnya oleh Rhizophora
mucronata (bakau) dan Rhizophora
apiculata (bakau) pada pantai agak basah dan berlumpur dalam. Selain itu,
umumnya ditemui juga B. parviflra
(tancang) dan Xylocarpus granatum
(nyiri). Formasi berikutnya terdiri atas B.
parviflora (tancang) yang hidup pada bekas tebangan Rhizophora dan dilanjutkan pada formasi akhir B. gymnorhiza (Arief 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta:
Kanisius.
Arief A. 2003. Hutan Mangrove. Yogyakarta: Kanisius.
Holqi TA. 2011. Analisis hubungan sifat fisik dan
mekanik tanah pada kegiatan pengolahan tanah di PT Laju Perdana Indah, Sumatera
Selatan. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Kurwati N. 2002. Struktur komunitas gastropoda dan
bivalvia pada ekosistem mangrove dan padang lamun di Gugus Pulau Pari,
Kepulauan Seribu. [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Nugroho, Agung Y. 2006. Pengaruh Media Semai dan
Kadar Garam Air Siraman terhadap Pertumbuhan Propagul Rhizophora mucronata. [Skripsi].
Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Pamungkas AS. 2012. Keanekaragaman tumbuhan mangrove di
Kawasan Cagar Alam Hutan Mangrove Leuweung Sancang Kec.Cibalong Kab. Garut. [Skripsi]. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Pratiwi R. 2006. Biota Laut : II Bagaimana mengkoleksi
dan merawat biota laut. Oseana. XXXI
: 2 (1-9).
Prohati. 2012. Rhizophora mucronata Lam.
http://www.proseanet.org. [12 April 2013].
Saefurahman. 2008. Distribusi, kerapatan dan
perubahan luas vegetasi mangrove gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu menggunakan
citra formosat 2 dan landsat 7/etm+. [Skripsi].
Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Syah C. 2011. Pertumbuhan
tanaman bakau (Rhizophora Mucronata) pada lahan restorasi mangrove di Hutan
Lindung Angke Kapuk Provinsi Dki Jakarta. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Taqwa A. 2010. Analisis produktivitas primer
fitoplankton dan struktur komunitas fauna makrobenthos berdasarkan kerapatan
mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan, Kalimantan
Timur. [Tesis]. Semarang :
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Langganan:
Postingan (Atom)