Minggu, 24 Maret 2013

kaca mata

coba banyangkan gimana rasanya kalau kita yang tadinya punya mata sehat dan bisa melihat dengan jelas, tiba-tiba mengalami yang namanya “Kuman diseberang laut nampak, sedangkan gajah dipelupuk mata tak nampak” alias mata minus. Dan untuk melihat dengan jelas kita butuh alat bantu yang namanya Kaca Mata, Soft lens atau Kaca spion barangkali. Buat sebagian orang sepertinya itu masalah biasa.

Hari ini saya berbelanja bulanan untuk kehidupan di kosan di salah satu minimarket di dekat kampus.  Disana terdapat toko optik kecil yang menjual berbagai kacamata dari minus, plus, sampai kaca mata gaya pun tersedia. Letak toko itu berada tepat didepan kasir minimarket. Pada saat saya membayar semua belanjaan, gak sengaja mata saya tertuju pada seorang bapak yang sedang mengantarkan anak perempuannya (seperti masih SMA) untuk membeli kaca mata. Entah apa yang ada dibenak saya sendiri, saya merasa heran kok anak itu malah sumringah dan terlihat senang sekali akan dibelikan kaca mata sama bapaknya. ckckck.. mata sakit kok seneng? 

Saya jadi teringat masa-masa dimana saya diharuskan memakai kaca mata sampai saat ini.
Pada waktu itu saya sering mengeluh pusing dan buram kalau melihat benda-benda jauh, kemudian lama-lama benda jauh itu menjadi agak berasap, lama-lama asap tersebut membentuk sosok Nichkhun Oppa (Bintang korea, personil 2PM) dan Tring!…lalu menghilang (yang ini didramatisir hehehe) dan berubah menjadi kabut putih tak berbentuk, hingga mentoklah jarak pandangnya menjadi cuma 20 meteran. Tapi saat ditunjukkin uang 50.000an di depan mata, penglihatan saya kembali cerah dan melihat langit biru menjadi sebiru uang lima puluh ribuan katanya (Hahaha... Dasar...!).  

Pada saat itu saya pendem sendiri keluhan-keluhan itu, biar saya saja yang merasakannya, karena takut dimarahin orang tua (udah diwanti-wanti dari kecil supaya menjaga mata) dan kalau sampai mereka tau keluhan saya, yang ada saya malah diomelin terus-terusan.. Tapi saya merasa apa yang saya rasakan sangat mengganggu aktivitas saya, apalagi pas lagi kuliah. Akhirnya saya memberanikan diri melaporkan beberapa keluhan saya selama itu.
Mulanya kakak rada-rada gak percaya dengan keluhan saya, tapi saya bercerita dengan muka yang gak banget dan ngungkapin rasa tersiksanya dengan pandangan yang kabur-kabur teu puguh. Dari situ mungkin kakak mulai tersentuh hatinya dan membawa saya ke dokter mata di daerah Bogor (Emang kakak yang baik, tapi telat oon..-_-").

saya inget banget tuh... waktu kami berada di ruang tunggu di rumah sakit, di sebelah kiri tempat kakak saya duduk, ada seorang bapak yang dalam bayangan saya frame kacamatanya beraaaaat banget dipanggulnya dan disebelah kanan saya ada nenek-nenek yang tiap sepersekian detik mengusap matanya dengan sapu tangan handuk warna birunya. Melihat pemandangan itu, sumpah rasanya saya pengen pulang lagi dan gak mau masuk keruangan dokter. di mata kakak mungkin saya terlihat seperti orang yang pasrah dan gak ada semangat hidup. Sesekali saya mengeluh “Ang priben lamon Ati ora betah, Kayane ribet ang” (Bahasa planet yang artinya “kak, gimana kalau aku gak betah, sepetinya ribet kak). Tapi kakak malah bilang "Pake kacamata atau matanya tambah rabun" ah... pilihan yang enggak banget.... -_-
saya cuma merasa takut, gak diterima oleh masyarakat dengan penampilan baru saya saat memakai kaca mata (hohoho... ini mah lebay aza..-_-)

Setelah sekitar 10 menitan menunggu, akhirnya giliran kami menemui dokter mata.
Di dalam ruangan itu, ada seorang dokter wanita bersama asistennya yang memperlakukan saya dengan sopan dan baik.

Dokter : “Ada keluhan apa de?”
Saya : “Mataku dok, kalau ngelihat jauh rasanya buram, bahkan tidak terlihat”.
Seolah sudah tahu permasalahannya, sang dokter langsung memerintahkan suster buat nyiapin peralatan yang gak ngerti bentuknya apa, dan mereka berkomunikasi dengan bahasa roaming yang juga bikin saya gak paham.
kemudian Tara…..Box lensa Uji!
Saat box dibuka, saya lihat didalamnya itu ada segepok lensa berbagai ukuran plus minus tersusun rapih mulai dari angka terkecil hingga besar, dan sebuah periscope ukuran wajah yang lebih mirip kacamata selam. Disitulah saya mulai menjelajahi berbagai ukuran lensa dengan memusatkan penglihatannya pada alat uji berupa tayangan infokus bertulisan berbagai jenis kata, huruf dan angka dengan berbagai ukuran, dan saya disuruh membacanya, hingga diperoleh penglihatan terjernih, terjelas, dan terfokus (kayanya yang ini semua orang juga tahu cara pemeriksaan mata).
Dan hasil dari pengujian tersebut didapatlah angka ketidak normalannya yaitu Minus 2 pada mata kanan sementara mata kiri Minus 1,25. Huft….saya cuma bisa menghela nafas, ikhlas, ikhlas. 

Setelah proses pengecekan mata selesai, ibu dokter cuma bilang “Baru dirasa sekarang ya?” dan tanpa nasehat apapun langsung menyodorkan secarik kertas yang saya lihat cuma berisi gambar bulatan kacamata tampak depan yang bertuliskan Right Sph 2,00 Left Sph 1,25. Meski gak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya, tapi intinya dia mengatakan “Udeh… nih sono beli kacamata!”.
Dalam hati “Ya ampun dok, kalo begini doang mendingan saya langsung ke toko kacamata aja. Udah mahal lagi!”
Seakan gak mau rugi kakak kemuadian mengajukan beberapa pertanyaan dan yang saya inget cuma “Trus Dok, ada kemungkinan bisa sembuh gak?”. Dokter hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil terus menulis resep (entah resep masakan apa yang dia tulis, serius banget!) tanpa memandang mata saya sama sekali. Tapi saya baru ngeh pas bener2 memperhatikan muka dokternya dan tersirat ibu dokter berbicara dengan bahasa kalbu.
“Kalau nanya tuh mbok ya liat-liat dulu mas…, pan lu liat sendiri gw juga pake kacamata!, kalau mata minus bisa disembuhin, dari dulu udah gw copot nih kacamata, terus ngapain juga gw nyembuhin lu dulu, mendingan gw nyembuhin mata gw ndiri!, masa dokternya masih pake kacamata, pasiennya sembuh, khan nggak lucu!”.
Saya baru sadar kalau sang ibu dokter tercinta juga pake kacamata.

ya alhasil setelah pemeriksaan itu dan memastikan apa yang menjadi penyebab keluhan-keluhan itu. kakak langsung mengajak saya ke toko kaca mata yang terlihat paling bagus.
dan sampai sekrang kaca mata sudah menjadi bagian dari hidup saya. klo gak pake kaca mata, saya langsung berubah menjadi artis holiwood yang tidak akan nyaut pas dipanggil-panggil fans'y. hehehe... (soalnya gak keliatan, takut salah orang).
meskipun risih dan kadang-kadang bikin berat di idung dan sering kali bikin kepala pusing. tapi saya merasa terbantu sekali dengan adanya kaca mata.. hehehe... 
  Foto terakhir kaca mata pertama sebelum hanyut di laut...

Kamis, 21 Maret 2013

setiap orang punya rezeki masing-masing

Saat ini kondisi diri lagi gak banget.. dari mulai kesehatan, emosional naik turun, manajemen waktu yang kacau, apalagi tentang tugas akhir kuliah (skripsi....-_-). Pokok'y lagi masa-masa kemunduran mutu setelah menjalani rutinitas kuliah. klo ada pilihan lulus kuliah hanya dengan mengerjakan soal tentang materi semester 1 ampe 7, betapa bahagianya saya... hahahah...

Tapi walaupun begitu, mau tidak mau ya harus dijalani. Keinginan besar saya saat ini, tentu'y penelitian lancar, cepet lulus. Supaya saya bisa fokus sebentar dengan kesehatan dan kemudian menjalankan misi selanjutnya bahagiakan orang-orang yang saya cintai. 

"Setiap orang punya rezeki masing-masing "
Kata-kata itu yang menjadi penyemangat buat saya. Melihat teman yang selesai penelitian, dan undangan seminar hasil dari temen-temen yang bertubi-tubi datang membuat saya merasa bertanya-tanya dalam diri saya sendiri "kapan gilirannya? kapan selesainya? kapan seminarnya? kapan sidangnya? kapan lulusnya?" saya bener-bener tidak bisa membayangkan, melihat penelitian yang sedang saya jalani.. rasanya saya sedikit pesimis untuk lulus tepat waktu. banyak ketakuan-ketakutan yang sebenarnya gak penting dan terlintas begitu saja dalam pikiran pas ngelihat temen-temen yang bebas dari kuliah dan sudah bekerja..

Tapi walau bagaimana pun juga saya sadar, jika sudah rezeki maka akan tiba saatnya saya merasa sama suksesnya dengan teman-teman yang lain.  
Let's a flow aja...
Berdoa, ikhtiar, dan belajar serta serius, senyum, dan semangat.... :)
Berusaha terlihat PALING BAHAGIA diantara orang-orang yang sedang BAHAGIA

Selasa, 12 Maret 2013

Apa kabar?

Apa kabar hati?
Masihkah dia embun? merunduk di pucuk2 daun..
Masihkah dia karang? berdiri tegar menghadapi gelombang ujian..

Apa kabar iman?
Masihkah dia bintang? terang benerang menerangi kehidupan..

Apa kabar saudara ku sekalian?
Dimana pun dirimu berada semoga Allah senantiasa melindungi dan menjaga dirimu, hatimu dan imanmu :)

Senin, 04 Maret 2013

father's love is not less

Mari berbicara tentang cinta ayah...

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya, akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”. Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Ketika seorang laki-laki mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu. Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’) Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir.
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu. Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”.

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa, kamu harus pergi kuliah dikota lain untuk mengejar cita-cita mu dan Ayah harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat. Tapi yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan seperti halnya HP ataupun Laptop. Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”.

Sampai saat seorang teman laki-laki datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambil mu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Ayah tahu, bahwa laki-laki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di pelaminan bersama seseorang laki-laki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena bahagia, kemudian Ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Allah, Ayah pun berkata: “Ya Allah, ya Tuhanku. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis… Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.. Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Meski sudah tiada dan saya tidak bisa menunjukan hasil kepada ayah tapi saya yakin kasih sayang ayah tidak akan terkalahkan dengan apapun dan akan menjadi bagian besar dari kekuatan yang saya miliki.
2 Maret 2004 (Bapak dianggil Allah)
love u dad... ^_^